Keraton Jogja
By @world_citizen_64

Sebelum Berwisata ke Keraton Jogja, Yuk Simak Dulu Sejarahnya! – Wisata edukasi tentang sejarah memang diperlukan. Wawasan tentu akan bertambah dengan melihat secara langsung objek sejarah yang tidak didapatkan ketika di kelas. Di banyak daerah telah berdiri wisata sejarah baik museum yang menyimpan benda-benda sejarah ataupun tempat terjadinya sejarah. Salah satu wisata sejarah di Indonesia yang cukup berbeda dengan yang lainnya ialah Keraton Jogja.

Tempat ini menyimpan benda-benda pusaka yang bernilai sejarah sekaligus menjadi tempat terjadinya sejarah kerajaan Jogja. Adat kebiasaan pada zaman tersebut masih dipegang teguh oleh masyarakat sekitar sehingga menjadi pembeda kota Jogja. Sangat cocok untuk dikunjungi karena banyak pengetahuan sejarah yang memukau penting untuk diketahui. Simaklah ulasan sejarahnya sebelum mengunjunginya sehingga mudah mencerna informasi di wisata tersebut.

1. Awal Berdirinya Keraton Jogja

Pada akhir abad ke 16, terdapat sebuah kerajaan Islam bernama Mataram. Kerajaan ini berpusat di Kota Gede yang saat ini daerah Tenggara Kota Jogja. Pendudukan Belanda pada masa itu membuat kewibawaan kerajaan semakin menurun akibat adanya intervensi termasuk orang yang berkhianat. Akibat hal ini terjadilah perlawanan kepada Belanda yang dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi.

Pertempuran terjadi dimana-mana sehingga keluarlah perjanjian untuk mengakhiri pertikaian tersebut yaitu Perjanjian Giyanti atau Palihan Nagari. Dalam perjanjian tersebut, daerah Mataram dibagi dua yaitu Kasunanan Surakarta yang dipimpin oleh Susuhunan Paku Buwono III. Sedangkan lainnya menjadi Kasultanan Ngayogyakarta yang dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi dengan gelar Sri Sultan Hamengkubuwono I.

2. Kasultanan Ngayogyakarta

Perjanjian Giyanti yang ditandatangani tanggal 13 Februari 1755 tersebut telah resmi membentuk adanya Kasultanan Ngayogyakarta. Dua hari kemudian dilakukan pertemuan antara dua raja baru tersebut untuk membahas peletakan dasar kerajaan masing-masing. Termasuk yang dibahas seperti adat kebiasaan, cara berpakaian, gamelan dan lainnya. Selanjutnya pada tanggal 13 Maret 1755 diproklamasikan berdirinya secara merdeka Kasultanan Ngayogyakarta atau yang disebut Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat.

3. Menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta

Sejak Indonesia merdeka terdapat peristiwa penting yang berkaitan dengan kerajaan ini. Setelah Soekarno-Hatta mendeklarasikan kemerdekaan, Sri Sultan HB IX turut mengucapkan selamat. Tak hanya itu tanggal 5 September 1945 dinyatakan bahwa wilayah kerajaannya adalah bagian dari Republik Indonesia. Soekarno pun menerima amanat tersebut dan menetapkan Sri Sultan Hamengkubuwono dan Adipati Paku Alam yang turut bergabung menjadi dwi tunggal dan menamai daerahnya Daerah Istimewa Yogyakarta.

4. Bangunan Keraton Menjadi Penyeimbang

Keraton Jogja
By @asti_oa

Keraton Jogja dibangun dengan mempertimbangan banyak hal yang pada zamannya memang kental dengan hal magis. Bangunan keraton didirikan di tempat yang strategis yaitu diantara singai Winongo dan sungai Code. Tak hanya itu, lokasi keraton segaris dengan Gunung Merapi dan Laut Kidul yang bermakna penyeimbang antara api dan air. Api adalah Gunung Merapi dan air ialah laut selatan. Bangunannya pun didesain sendiri oleh Sultan Hamengkubuwono I yang terdiri dari beberapa bangunan.

5. Keraton Menjadi Warisan Bernilai Sejarah

Perkembangan zaman yang terus berubah membuat daerah kerajaan ini lenih terbuka. Keraton menjadi tempat wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan asing maupun lokal secara bebas. Didalamnya terpajang benda bersejarah seperti kereta, batik bahkan film dokumenter adat istiadat Yogyakarta. Namun lokasi yang dibuka untuk umum ino hanyalah beberapa saja. Sisanya masih tertutup karena menjadi kediaman para keluarga kerajaan.

Keraton Jogja
By @dutajog

Itulah sejarah singkat Keraton Jogja dari awal berdiri hingga saat ini. Setelah mengetahui sejarah tersebut akan membuat calon pengunjung memahami lebih dalam dan respek terhadap kerajaan yang menjadi wilayah Indonesia tersebut. Kenali lebih dalam dengan melihat langsung dan dari penuturan guide atau abdi dalem keraton. Dengan begitu akan memahami sumbangsih Yogyakarta khususnya pada masa kemerdekaan pada negara tercinta, Indonesia.